Jakarta –
Badai penghentian (PHK) tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara tetangga seperti Singapura juga mengalami hal yang sama.
Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan See Leng mengatakan bahwa setidaknya 1.270 pekerja telah di-PHK di industri teknologi Singapura. Angka itu merupakan total PHK yang terjadi sejak Juli hingga November 2022.
Karyawan yang terpengaruh dibagi menjadi fungsi penjualan, pemasaran dan perusahaan. Sekitar tujuh dari 10 orang berusia 35 tahun ke bawah.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Meski begitu, Tan mengklaim jumlah PHK relatif rendah. Untuk sektor teknologi sendiri yang sedang mengalami badai PHKdikatakan telah mempekerjakan 136.100 orang per Juni.
Ia menambahkan, jumlah tersebut terus meningkat selama lima tahun terakhir dengan rata-rata 8.100 pekerja residen per tahun sejak Juni 2017.
“Sebagai perbandingan, jumlah PHK dalam lima tahun terakhir relatif rendah, dengan rata-rata 790 pekerja residen per tahun. Berdasarkan data pasar tenaga kerja yang tersedia, 260 penduduk di-PHK pada semester pertama tahun ini, dibandingkan dengan bertambah 7.000 penduduk yang bekerja di sektor ketenagakerjaan ini,” kata Tan dikutip dari CNA, Senin (28/11/2022).
Tan menambahkan, menurutnya sejumlah pekerja yang sebelumnya terkena PHK sudah mulai mencari pekerjaan baru. Pada kuartal kedua tahun ini, tingkat perekrutan sekali lagi lebih tinggi dari sebelumnya.
“Ini menunjukkan bahwa pekerja non-teknis yang di-PHK juga mencari peluang kerja di sektor I&C dan ekonomi yang lebih besar,” kata Tan.
Ia menambahkan, lowongan kerja di sektor tersebut juga terus meningkat pada paruh pertama tahun ini, dari 11.100 pada Desember 2021 menjadi 12.100 pada Juni 2022.
“Selain itu, sektor lain seperti jasa keuangan, termasuk bank lokal, juga membuka lowongan untuk peran teknologi. Secara keseluruhan, hal ini mencerminkan adanya penyerapan yang kuat di seluruh ekonomi yang lebih besar dan peluang bagi pekerja yang terkena dampak untuk mengisi peran sesuai permintaan,” pungkasnya.
(di sana)