Jakarta –
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dapat dicegah jika masyarakat disiplin dalam mempraktikkan pola hidup sehat dan mengelola stres secara cermat. Selain itu, intervensi dini dapat dilakukan dengan mengenali tanda-tanda GERD.
GERD merupakan masalah kesehatan utama yang menghantui beberapa negara, termasuk Indonesia. Diketahui 1 dari 4 orang atau setidaknya 24,8 persen penduduk Indonesia menderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Kondisi ini terjadi ketika cairan asam kembali naik ke kerongkongan (esofagus) akibat katup yang terbuka atau rusak. Akibatnya, penderita GERD kerap merasakan rasa tidak nyaman di perut.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Alasannya bermacam-macam. Namun kebanyakan kasus disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, minum alkohol di luar batas wajar, stres, penggunaan obat-obatan khusus dan kondisi kesehatan tertentu, seperti obesitas. Wanita hamil juga rentan terhadap GERD karena adanya tekanan di perut.
Mungkin di masyarakat masih sulit membedakan asam lambung dengan GERD. Sebagai informasi, reaksi asam lambung merupakan salah satu gejala yang muncul saat seseorang merasakan sakit maag. Jika hal ini tidak segera ditangani, kemungkinan besar akan menyebabkan GERD.
tanda-tanda GERD
Berikut tanda-tanda GERD yang dirangkum oleh National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases dan Mayo Clinic:
Mulas yang tidak kunjung sembuh selama seminggu. Nyeri di dada bagian tengah atau tulang belakang dan sensasi terbakar. Kesulitan menelan atau nyeri saat menelan (disfagia). Terus muntah. Pendarahan saat buang air besar. Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab. Sering bersendawa Tiba-tiba kelebihan air liur (waterbrash) Sakit tenggorokan berkepanjangan Gingivitis Suara serak di pagi hari Bau mulut.
Gejala GERD semakin konsisten dengan peradangan dan luka terbuka di kerongkongan. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan risiko kerusakan jaringan atau kanker kerongkongan. Tidak jarang penderitanya merasa cemas atau terganggu secara psikologis jika kondisinya sudah sangat fatal.
Untuk mendiagnosis kondisi tersebut, dokter merekomendasikan endoskopi saluran pencernaan bagian atas atau menguji tingkat keasaman (pH) rawat jalan di kerongkongan. Psikoterapi juga dapat direkomendasikan jika penderita GERD membutuhkan perawatan psikiatri.
Tonton videonya “Amankah Bagi Penderita Asam Lambung Berpuasa?”
[Gambas:Video 20detik]
(naik naik)