liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Bisnis Ramah Lingkungan Ini Bisa Panen Omzet Puluhan Juta Rupiah!

Bisnis Ramah Lingkungan Ini Bisa Panen Omzet Puluhan Juta Rupiah!

Jakarta

Belakangan ini banyak bermunculan bisnis yang ramah lingkungan. Salah satunya membuat kerajinan tangan dengan teknik ecoprint.

Sebagai informasi, ecoprint adalah teknik mencetak di atas kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif daun secara manual dengan cara ditempel hingga motif muncul di kain.

Salah satu pengrajin yang menggunakan teknik ecoprint adalah Siska, pemilik Kirana Ecoprint Borobudur. Awalnya, Siska suka bermain atau pergi ke ladang dan hutan sambil mengumpulkan daun-daunan yang unik. Ia juga suka mengoleksi tumbuhan, terutama daun kering atau herbarium. Kemudian, secara tidak sengaja ia melihat di media sosial terkait teknik cetak tanaman, terutama daun yang terdapat pada kain. Dia juga mulai mempelajari tekniknya sendiri.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Siska mulai menjalankan bisnis ini pada tahun 2021 dan mulai memasarkan produknya pada tahun 2022 kemarin. Sebelumnya, ia hanya menggunakan produknya untuk dirinya sendiri sebelum akhirnya dipasarkan.

Produk yang mereka buat beragam. Mulai dari ecoprint pada kain sutra, kain berbahan rayon, sepatu, kacamata, mug, tas, dompet, hingga topi. Untuk pewarnaannya, Siska menggunakan bahan alami seperti hijau dari ketapang, merah dari kayu safir, dan hitam dari manjakani.

Untuk mendapatkan bahan-bahannya, ia biasa mendapatkannya dari gunung-gunung di sekitar rumahnya. Ia juga mengambil beberapa daun, seperti daun kayu putih, dari teman-temannya di dataran tinggi Purbalingga, Jawa Tengah.

“(Ini) semua dari alam. Insya Allah konsep kami benar-benar tidak merusak alam. Kami juga mengurangi plastik,” ujarnya kepada detik.com di Hotel Plataran Heritage Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, ditulis Minggu (26). /3/2023).

Kirana Ecoprint Borobudur Foto: Almadinah Putri Brilian/detikcom

Harga yang ditawarkan juga cukup beragam. Harga sepatu kanvas Rp 500.000, sedangkan sepatu berbahan kulit harganya Rp 1.000.000.

Sedangkan harga dompet kulit sekitar Rp 400.000, kemudian untuk kanvas harganya Rp 150.000-200.000, tergantung ukuran dan desainnya. Untuk tumbler harganya Rp 200.000-300.000, tergantung ukurannya.

“Kalau kain di bagian bawah, biasanya katun prima harganya Rp 250.000-300.000, sedangkan (bahan) sutra harganya Rp 3.000.000-4.000.000,” ujarnya.

Siska kerap menjual produknya melalui pameran-pameran yang ada. Namun, ia mengaku juga memiliki galeri di rumahnya di sekitar Magelang, Jawa Tengah. Dalam memproduksi barang-barang tersebut, ia dibantu oleh 2 orang karyawannya.

“Karyawan saya untuk eco (ecoprint) hanya 2 orang, tapi untuk yang menjahit biasanya saya peluk UKM kanan kiri di kampung. Jadi kalau ada penjahit, ‘Mbak, saya buat ini,’ atau kalau ada tukang sepatu, pekerja lajang, dia dulunya ‘laki-laki, bisakah saya membeli sol?’ “Asalkan ada gambarnya, tidak apa-apa,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Siska, pendapatan yang diperoleh minimal Rp 10.000.000 per bulan. Sedangkan modal awal membuka usaha sekitar Rp 5.000.000. Ia pun mulai memasarkan produknya ke luar negeri. Salah satunya di Busan, Korea Selatan.

“Kebetulan saya punya teman, saudara, yang punya usaha batik di Busan, tapi tokonya miliknya sendiri. Jadi misalnya, ‘Berapa (produk) yang saya kirim?'” ujarnya.

Dengan mengikuti pameran ini, Siska berharap produknya lebih dikenal oleh masyarakat luas, termasuk pembeli dari luar negeri.

(da/da)