Jakarta –
Bank sentral China (People Bank of China/PBOC) melaporkan peningkatan cadangan devisa emas. Mereka baru-baru ini menambah kepemilikan emas mereka setelah pembelian terakhir yang dilaporkan dalam lebih dari tiga tahun.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (10/1/2023), PBoC meningkatkan kepemilikan emas sebesar 30 ton pada Desember 2022.
Sebelumnya, pada November 2022 bank sentral menambah 32 ton emas. Jadi, total kepemilikan emas negara sekitar 2.010 ton.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Langkah bank sentral China tersebut dinilai memberikan sentimen positif bagi sejumlah produsen emas di Bursa Efek Indonesia. Produsen emas misalnya Antam (ANTM), Merdeka Tembaga Emas (MDKA), United Tractors (UNTR), Archi Indonesia (ARCI), dan sebagainya.
Menurut analis DCFX Futures Lukman Leong, pergerakan bank sentral membeli emas akan menjadi sentimen positif bagi emiten yang menerbitkan emas. Pasalnya, harga emas akan naik secara bersamaan dan penjualan emas pasti akan meningkat.
Apalagi, masih ada kekhawatiran masyarakat akan resesi yang artinya emas yang kerap disebut sebagai ‘save haven’ ini akan banyak dicari. Ketika penjualan emas meningkat, otomatis kinerja keuangan perusahaan emas akan bersinar.
“Ini sangat positif dan besar, terutama untuk perusahaan tambang emas seperti Antam. Emas diperkirakan akan naik melewati rekor tertinggi tahun ini karena adanya permintaan dari bank sentral terutama dari China, India, Turki dan Rusia. Kekhawatiran resesi juga memicu institusional dan ritel beli,” kata Lukman Leong saat dihubungi detikcom.