Jakarta –
Pengembangan modalIKN) kepulauan memperhatikan potensi banjir dan tanah longsor. Ada 2 tindakan yang diterapkan untuk mencegah tanah longsor dan banjir di Taman Negara Nusantara
Langkah pertamaUntuk mencegah longsor di IKN, porsi RTH cukup besar.
“Potensi longsor terus kita kurangi, di antaranya dengan mempertahankan lebih dari 75% dari 6.600 hektar Kawasan Inti Pemerintah Pusat (KIPP) seluas 6.600 hektar sebagai kawasan hijau, serta memasang sensor untuk memantau pergerakan tanah,” kata Basuki. seperti dikutip Antara, Selasa (22/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kementerian PUPR membangun sesuai topografi dengan menggunakan cekungan untuk tambak, merancang jalan dengan kemiringan kurang dari 10%. Kemudian hindari membangun di lokasi dengan kerentanan tinggi terhadap pergerakan tanah, dan hindari dengan ketat pengupasan tebing atau lereng.
Juga, sesedikit mungkin, gunakan metode potong dan isi pekerjaan tanah. “Kami mengikuti topografi dan ingin memanfaatkan topografi kawasan untuk menjadi estetika IKN,” jelasnya.
Tahap keduamencegah banjir di IKN, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi dengan progres fisik sekitar 78% dengan kapasitas tampung 10,6 juta meter kubik untuk mengendalikan banjir di kawasan IKN hingga 55%.
Ada 19 tambak yang akan dibangun di KIPP sebagai sistem drainase regional, sehingga tercipta keselarasan pembangunan hijau dan biru. Karena itu, Kementerian PUPR juga membangun infrastruktur di IKN dengan memperhatikan tiga aspek mulai dari jaminan kualitas, menjaga kelestarian lingkungan dan memperhatikan estetika.
Infrastruktur yang akan dibangun nantinya akan menggunakan inovasi teknologi terkini untuk menjamin kualitas yang tinggi dari segi kekuatan, keselamatan, keamanan, daya tahan dan kenyamanan termasuk penggunaan Building Information Modeling (BIM) untuk mendukung perubahan desain yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
(hons/hons)