liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Efek Resesi Seks, Ini Akibat dari Pasutri-Wanita Korsel ‘Mogok’ Punya Bayi

Korsel Dibayangi Resesi Seks, Begini Pengakuan Warga yang Ogah Punya Anak


Jakarta

Perubahan gaya hidup memicu kemerosotan seks atau hilangnya hasrat untuk berhubungan seks, punya anak dan menikah, seperti yang terjadi di Korea Selatan. Pasalnya, angka kelahiran Korea Selatan kembali mencatat rekor terendah dunia sebesar 0,81.

Efeknya bisa sangat serius. Jika populasi Korea Selatan terus menyusut, tidak akan ada usia produktif untuk menggantikan ‘populasi yang menua’, yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Pejabat Korea Selatan suka melakukan berbagai cara untuk membujuk pasangan agar memiliki lebih banyak anak dan perempuan yang ‘enggan’ menikah seperti insentif tambahan untuk biaya persalinan, tunjangan kesehatan dan kemudahan memperoleh pinjaman tetapi strategi ini tampaknya tidak berhasil. .

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Dikutip dari BBC, uang tentu menjadi faktor yang mengubah keinginan seseorang untuk memiliki keturunan. Membesarkan anak di Korea Selatan itu mahal dan banyak anak muda dibebani dengan biaya perumahan yang tinggi.

Belum lagi kesenjangan upah gender di Korea Selatan paling tinggi di antara banyak negara kaya, sebagian besar perempuan Korea Selatan terbiasa berhenti bekerja setelah memiliki anak karena karir mereka dianggap ‘dihentikan’.

Pada dasarnya, banyak wanita Korea Selatan yang harus memilih antara karir atau keluarga. Saat ini, semakin banyak dari mereka yang memutuskan bahwa mereka tidak ingin mengorbankan karier mereka.

“Kami sedang melakukan pemogokan bayi,” keluh seorang wanita kepada BBC.

Tonton Video “Pemohon Visa Korea Harus Melampirkan Hasil Ujian TB”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kn)