liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Fritz Hutapea Berikan Kabar Baru Soal Masalah Konser We All Are One Usai CEO Promotor Ditangkap

Fritz Hutapea Berikan Kabar Baru Soal Masalah Konser We All Are One Usai CEO Promotor Ditangkap


Jakarta

Putra Hotman Paris, Fritz Hutapea, memberi kabar terbaru masalah konser We All Are One setelah CEO promotor, Direktur Park, ditahan Imigrasi. Dia mengatakan kasus itu sedang dalam penyelidikan.

Director Park selaku promotor PT Coution Live Indonesia sebelumnya banyak dikeluhkan netizen setelah konser We All Are One tiba-tiba ditunda. Ia dituntut mengembalikan uang untuk menonton penampilan idolanya itu.

Bahkan, tidak ada kejelasan soal pengembalian dana, salah satu penonton melapor ke Director Park. Derpita Gultom menuduh warga Korea melakukan kecurangan hingga ditangkap aparat untuk menyelesaikan masalah.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Informasi terakhir yang didapat, direktur konser ini, Mr. Park, sudah diambil sidik jarinya dan sampai saat ini hanya menunggu perkembangan penyidikan dari pihak Imigrasi. Karena jika ketahuan berbisnis menggunakan VOA, bisa dipenjara. maksimal 5 tahun, sama nasibnya dengan uang rakyat Indonesia yang masuk ke sana,” kata Fritz selaku pembawa acara PT Visi Musik Indonesia, salah satu vendor konser We All Are One yang merasa dirugikan.

Isu penundaan konser We All Are One mendapat perhatian Dubes RI untuk Korea Selatan. Fritz Hutapea mensyukuri hal tersebut karena kasusnya dinilai sangat mengerikan.

“Kita sudah buka pintu untuk Duta Besar RI di Korea dan kita juga berterima kasih kepada mereka karena mereka juga sudah mengeluarkan statement siap membantu. Semoga pihak-pihak di Korea juga paham baik asing maupun lokal jika melanggar hukum di negaranya. di, mereka memang bisa tunduk pada hukum negara bagian itu,” kata Fritz.

Lebih lanjut, Fritz Hutapea mengetahui adanya grup yang dibentuk di Twitter oleh penonton konser We All Are One untuk menuntut ganti rugi. Ia sendiri sebagai pengacara salah satu vendor merasa tidak dibayar atas jasanya dan berharap ada titik terang.

“Bagi saya pribadi, apa yang terjadi di Twitter akhir-akhir ini sangat menyentuh hati saya. Saya juga ikut memantau gerak-gerik mereka, bahkan banyak perhatian yang masuk ke media sosial saya, memberi saya dukungan untuk mengusut kasus ini segera secara komprehensif untuk memperjuangkan hak-hak mereka, bahkan perjuangan mereka kini mendapat respon positif dari KBRI Korea untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Saya berharap berita ini dapat menjadi titik terang bagi semua pihak,” ujar Fritz.

Fritz Hutapea juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para korban konser We All Are One mendapatkan uangnya kembali. Dalam waktu dekat, ia akan berusaha menghadapi pelaku yang diduga mencuri hasil konser tersebut.

“Kami sekali lagi berterima kasih kepada Direktorat Imigrasi karena juga telah membukakan pintu permasalahan kami. Semoga keadilan dapat tercapai bagi mereka yang dirugikan dalam konser ini,” pungkasnya.

Simak Video “Linimasa Penangkapan CEO Penyelenggara Konser K-Pop ‘We All Are One'”
[Gambas:Video 20detik]
(mau/pus)