Jakarta –
Stres dan rasa bosan akibat tekanan pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan. Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa liburan dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, dan bahkan meningkatkan hasrat seksual.
Penelitian dilakukan terhadap enam pasangan dari berbagai usia dan latar belakang kesibukan. Ada tiga pasangan yang masing-masing dikirim berlibur ke Thailand, Hutan Amazon di Peru dan Maldives Island (Maladewa). Sedangkan tiga sisanya tetap di rumah dan melakukan pekerjaan seperti biasa.
Hasil tes menunjukkan bahwa mereka yang pergi berlibur mengalami peningkatan suasana hati dan energi yang signifikan. Nyatanya, ketiga pasangan itu kembali ke rumah dengan perasaan santai dan lebih jelas dalam tujuan hidup mereka. Tidak seperti pasangan yang tinggal di rumah, mereka tidak mengalami pasang surut emosi seperti itu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Setelah tes yang melibatkan penggunaan monitor jantung dan kontrol diet, peneliti kesehatan dari Nuffield Health menyatakan bahwa tekanan darah pasangan yang berlibur turun rata-rata 6 persen, kualitas tidur meningkat 17 persen, dan ketahanan terhadap stres meningkat 29 persen. sen.
Berbeda dengan pasangan yang menjalani hidup seperti biasa. Ada peningkatan tekanan darah dua persen, penurunan kualitas tidur 14 persen, dan ketidakmampuan 71 persen untuk mengelola stres.
Dikutip dari Skift, tidak semua rencana liburan berjalan mulus bagi setiap pasangan. Pasangan yang dikirim ke Hutan Amazon awalnya tertekan, sementara pasangan yang berlibur di Maladewa berjuang untuk meyakinkan tuan rumah bahwa hubungan mereka tidak romantis. Meskipun demikian, salah satu dari mereka memperhatikan peningkatan libido.
“Secara keseluruhan, temuan menunjukkan bahwa kebanyakan orang merasa lebih bahagia, lebih istirahat, dan tidak terlalu stres dari liburan mereka. Manfaat ini pasti dapat berlanjut selama berbulan-bulan sesudahnya. Beberapa dari mereka yang terlibat dalam proyek membuat perubahan yang sangat signifikan dalam hidup mereka ketika mereka kembali,” kata Christine Webber, peneliti dan psikoterapis.
Studi kolaboratif lainnya antara spesialis perjalanan jarak jauh Kuoni dan seorang psikoterapis menemukan bahwa hanya sepertiga orang yang menggunakan hak liburan mereka untuk pergi berlibur. Selebihnya, mereka begitu sibuk menyelesaikan pekerjaan sehingga jarang mendapatkan istirahat yang layak.
Tonton Video “WHO Menyoroti Soal Tumbuhnya Ancaman Cacar Monyet”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)