Jakarta –
Garuda Indonesia membeberkan perhitungan biaya terbaru tiket pesawat Haji, dari perhitungan ini setiap jamaah mengeluarkan biaya Rp 33 juta. Komisi VIII DPR juga meminta Garuda menurunkan komponen biayanya.
Salah satu permintaan untuk menurunkan adalah perhitungan bahan bakar avtur. Biaya Avtur sendiri merupakan biaya terbesar dalam komponen biaya langsung penerbangan haji, persentasenya mencapai 40% dari seluruh biaya langsung.
Usulan penurunan harga avtur itu salah satunya dikemukakan anggota Komisi VIII John Kenedy Azis. John berpikir proposal ini dibenarkan, mengingat penurunan harga minyak dunia baru-baru ini. Menurut dia, harga satu barel minyak dunia sudah berada di level US$70 per barel, jauh di bawah harga US$100 per barel tahun lalu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saat ini minyak sedang turun, hanya US$ 70 per barel. Jadi jika dibandingkan dengan harga minyak tahun ini dan 2022, menurut saya harga BBM tahun ini akan lebih murah,” ujar John dalam rapat kerja dengan Dirut Garuda. Indonesia, Kamis. (9/2/2023).
Hal senada juga diungkapkan anggota Komisi VIII Iskan Qolba Lubis. Dia meminta direksi Garuda untuk bernegosiasi dan melobi Pertamina untuk menurunkan harga avtur. Menurut dia, penurunan harga minyak seharusnya juga menurunkan harga avtur.
“Coba negosiasikan komponen oli ini dengan Pertamina. Pertamina kan perusahaan besar, cuma jemaah bilang tidak mau. Harga oli juga murah,” ujar Iskan.
Direktur Jasa dan Perdagangan Garuda Indonesia Ade R. Susardi juga menanggapi permintaan anggota dewan tersebut, ia tidak mengatakan apakah tiket pesawat haji bisa diturunkan mengingat harga minyak yang rendah.
Namun menurutnya, meski harga minyak rendah, harga avtur masih tinggi. Memang harga minyak mentah turun, tapi konsumsi avtur kini justru meningkat. Karena itu, harganya masih di level tinggi.
“Harga minyak sudah rendah di bawah US$ 70 per barel. Namun, harga minyak olahan masih tinggi. Seperti yang saya tunjukkan tadi tarif yang dipublikasikan Pertamina dan internasional untuk avtur, jadi bahan bakar yang diolah bukan minyak mentah,” kata Ade.
“Saat ini terjadi kenaikan harga karena permintaan minyak avtur di dunia tinggi,” imbuhnya.
Dari data yang disampaikannya, berdasarkan publikasi harga avtur Pertamina pada awal Februari 2023, harga avtur di beberapa bandara di Indonesia masih tinggi, di level US$ 90-100 sen per liter.
Harga termurah ada di Bandara Soekarno-Hatta yakni US$ 97,6 sen per liter. Termahal di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Internasional Lombok sebesar US$ 113,7 sen per liter.
(p/da)