liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Ilmuwan Temukan Meteor Tertua yang Pernah Hantam Bumi, Usianya 3,48 Miliar Tahun

Ilmuwan Temukan Meteor Tertua yang Pernah Hantam Bumi, Usianya 3,48 Miliar Tahun

Jakarta

Para ilmuwan dari Australia telah menemukan pecahan batu berusia 3,48 miliar tahun yang diyakini sebagai meteor pertama yang menghantam Bumi. Fragmen baru, yang dikenal sebagai spherules, dapat terbentuk ketika meteor menghantam Bumi, kemudian memuntahkan batuan cair ke udara.

Melansir Live Science, batuan cair tersebut kemudian mendingin dan memadat menjadi manik-manik yang tertanam selama ribuan tahun.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa batu itu adalah bukti tertua dari dampak bolide potensial dalam catatan geologis Bumi.

Sebelumnya, bukti meteorit tertua adalah bola berusia 3,47 miliar tahun yang ditemukan di Kraton Pilbara, dan fragmen berusia 3,45 miliar tahun yang ditemukan di Kaapvaal Craton, Afrika Selatan.

“Penelitian baru ini mendokumentasikan singkapan batuan yang sedikit lebih tua, yaitu 3,48 miliar tahun (sekitar 10 juta tahun lebih tua dari yang ditemukan sebelumnya),” kata Chris Yakymchuk, ahli geologi di situs Live Science, dikutip Jumat (24/24/2011). . 3/2023).

Teknik Penuaan Spherules

Dalam menentukan usia sferula yang ditemukan pada tahun 2019, para ilmuwan menggunakan isotop, versi dari unsur kimia yang sama yang memiliki massa berbeda karena jumlah neutron di intinya. Menurut Yakymchuk, tekniknya kuat dan bisa diandalkan.

“Kami memiliki gagasan bagus tentang usia mereka berdasarkan penanggalan isotop mineral zirkon,” kata Yakymchuk.

Setelah diselidiki, komposisi kimia bola itu berbeda dan asing. Mereka mendeteksi unsur-unsur kelompok platinum seperti iridium dalam jumlah yang sangat tinggi dibandingkan dengan batuan terestrial serta mineral yang disebut spinel nikel-kromium dan isotop osmium dalam kisaran tipikal sebagian besar meteorit.

Mereka juga mencatat bahwa puing-puing memiliki karakteristik bentuk halter dan tetesan air mata dari bola tumbukan dan mengandung gelembung, yang cenderung terbentuk ketika batuan cair memercik menjadi padat setelah tumbukan meteor.

Bukti Tabrakan Meteor dengan Bumi Sulit Ditemukan

Perlu diketahui bahwa hingga saat ini masih sulit bagi para ilmuwan untuk menemukan bukti adanya tumbukan meteor dan bumi, sehingga sering menjadi bahan perdebatan. Hal ini disebabkan lempeng tektonik dan pengikisan kerak planet yang dapat menghapus dampak tumbukan.

Salah satunya, sebuah studi tahun 2016 tentang kawah meteor tertua di dunia, memicu perdebatan sengit di antara para ilmuwan. Namun, ketika kekuatan alam melenyapkan kawah, spherules tetap ada dan merupakan satu-satunya bukti yang tersisa dari peristiwa tersebut.

Menurut Yakymchuk, ada dua kelompok batuan yang terkait dengan efek ini.

“Kelompok pertama adalah di mana masih ada kawah tua yang terpelihara dan struktur Yarrabubba berusia 2,23 miliar tahun di Australia Barat,” kata Yakymchuk.

“Kelompok kedua adalah di mana kami memiliki pecahan batu dan mineral yang tercipta dari benturan, tetapi mereka dikeluarkan dari kawah tumbukan dan sekarang ditemukan di dalam batu.”

Tim saat ini sedang mempelajari batuan yang membungkus bola dan menganalisis berbagai lapisan sedimen yang mereka bor untuk menyempurnakan pemahaman mereka tentang serangan meteor. Peristiwa masa lalu seperti ini tentunya merupakan petunjuk langka bagi sejarah planet Bumi.

Simak Video “Fenomena Hujan Meteor 5 Yang Akan Terjadi Pada November 2022”
[Gambas:Video 20detik]
(fase/fase)