Jakarta –
Angka kematian akibat COVID-19 kembali meningkat seiring dengan laporan varian baru XBB dan BQ.1. Saat ini, kedua varian tersebut mendominasi kasus harian COVID-19 di Indonesia, bahkan hingga mencapai 80 persen.
Berdasarkan catatan hingga Kamis (12/1/2022) terdapat 54 kematian dari 4.977 kasus baru yang dilaporkan. Jauh lebih tinggi dibandingkan Rabu (30/11/2022) yakni 41 kasus kematian, selama sepekan terakhir kematian terbanyak dilaporkan pada 28 November lalu dengan hampir 60 kasus.
Untuk itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan dua kelompok yang paling berisiko meninggal dalam gelombang ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Rekor saya, sekarang ada peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit, 74 persen di antaranya tidak divaksin, sedangkan yang meninggal 84 persen tidak divaksin ulang, 50 persen tidak divaksin sama sekali,” ujarnya. kata seorang wartawan di Istana Kepresidenan, Kamis (12/1/2022).
“Jadi sekarang bisa dilihat keuntungan orang yang belum divaksin dan yang sudah divaksin,” jelasnya.
Kelompok yang tidak divaksinasi memiliki risiko kematian lebih tinggi hingga 50 persen. Oleh karena itu, Menkes menghimbau untuk segera meningkatkan antibodi atau imunitas yang sudah menurun di tengah dominasi varian baru Omicron.
Dia masih belum bisa memprediksi kapan wabah COVID-19 diprediksi akan berakhir dan statusnya bisa turun menjadi endemik.
“Kalau WHO yang putuskan berakhir atau tidak,” jelasnya.
Tonton Video “Studi AS Ungkap Covid-19 Perparah Kerusakan Otak Jangka Panjang”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kn)