Jakarta –
Barang bekas bukanlah sampah yang hanya layak dibuang. Bagi seorang guru bernama Lili Gusni, barang-barang bekas yang ada di sekitarnya bisa menjadi sebuah inovasi bernama Botol Pintar yang kemudian dijadikan sebagai alat bantu mengajar bagi para siswa.
Guru UPTD di SDN 28 Indrapura, Kab. Batubara, Sumut mengatakan, inovasi tersebut memanfaatkan botol air mineral plastik bekas.
Botol Pintar dan Dongeng ala Guru Lili
Botol dipotong menyerupai kaca dan dihias agar lebih menarik. Masing-masing diberi nama Botol Pertanyaan, Botol Jawaban, Botol Hadiah, dan Botol Hukuman.
Sebelum kelas dimulai, lanjut dia, kacamata sudah dijejerkan dan diisi lembar soal tentang materi yang akan diajarkannya.
Saat jam pelajaran tiba, Lili mulai menjelaskan materi kepada para siswa. Misalnya seperti membicarakan Bawang Merah dan Bawang Putih.
Lili bercerita, para siswa kemudian mengambil kertas soal dari salah satu botol. Siswa yang dapat menjawab soal dengan benar dapat mengambil kertas yang ada di dalam Reward Bottle.
Sedangkan siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan benar akan mengambil Botol Hukuman. Isinya ‘hukuman’ yang mendidik, seperti menyanyikan lagu Profil Pelajar Pancasila dan lain-lain.
Alumnus Guru Penggerak Angkatan 3 ini berharap dengan inovasinya, siswa senang belajar, meningkatkan kemampuan literasi, dan tidak takut menjawab pertanyaan.
“Untuk memberi penghargaan kepada anak-anak, kami menyiapkan paket berisi jajanan yang mereka sukai. Untuk hukuman, kami minta mereka menyebutkan nama presiden, bernyanyi, atau kegiatan lain yang mendidik dan menghibur para siswa,” kata Lili saat kunjungan kerja Direktur Pendidikan Profesi. Guru (PPG) ke Kabupaten. Batu Bara, Sumut, mengutip keterangan resmi, Rabu (24/5/2023).
“Sederhana media yang saya buat dan saya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan di sekitar saya, namun dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak,” tambah guru ASN PPPK yang lolos seleksi tingkat 2 ini.
Bicaralah dengan Anak-anak
Kata Lili, selama belajar di Program Mobilisasi Guru (PGP), ia bertukar pikiran untuk membuat bahan ajar dengan sesama pegiat pendidikan.
Ia menambahkan, dirinya juga belajar lebih jauh untuk menggali sumber belajar dari mana saja termasuk dari siswa.
“Sering di kelas, saya berdiskusi dengan anak-anak untuk menentukan materi pembelajaran yang menarik. Kemudian, kami menentukan dan menyiapkan perangkat pembelajaran yang cocok dan dapat kami terapkan,” ujarnya.
Dukungan kepala sekolah, pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat berkontribusi pada keberhasilan pembelajaran siswa mereka.
Di sisi lain, tambah Lili, dorongan dari diri sendiri maupun sesama guru sangat penting untuk terus mengembangkan kompetensi dengan berbagai cara.
“Sebagus apapun program, jika guru sendiri tidak memiliki keinginan untuk maju, maka program tersebut tidak akan berhasil. Sesama guru juga perlu saling mendukung,” pungkasnya.
Tonton Video “100 Kota Cerdas di Indonesia, Bandung Kota Terbaik!”
[Gambas:Video 20detik]
(dua/fase)