Jakarta –
Baru-baru ini beredar video seorang ibu di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, harus melahirkan di teras puskesmas karena pelayanan ditutup.
Dalam video yang viral itu, terlihat seorang perempuan duduk dengan pincang kesakitan di depan puskesmas, ditemani seorang laki-laki. Ia berhasil melahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan.
Beruntung, bayi tersebut lahir dengan selamat dan dalam keadaan sehat. Spesialis kebidanan dr Boyke Dian Nugraha mengatakan, kejadian serupa kerap terjadi akibat minimnya pendidikan ibu hamil di wilayah tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sebagai dokter yang pernah berprofesi sebagai dokter umum di wilayah Tapanuli, diakuinya pelayanan kesehatan di daerah tersebut memang tidak merata. Namun ibu hamil yang mengetahui tanggal lahirnya (HPL) pasti akan terhindar dari kejadian tersebut.
“Pertama-tama ibu harus tahu, toh di Tapanuli juga ada bidan desa ya, dulu ada bidan rumahan dan sebagainya, jadi kalau dia mengawasi bidan atau puskesmas harus tahu kapan melahirkan. akan,” jelas dr Boyke saat dihubungi detikcom Kamis (12/1/2022).
“Saat mulai keledai, saya pikir dia harus pergi ke puskesmas dan seharusnya dia tahu, mungkin bagi saya dia tidak mengerti, bahkan mereka yang siap merawat suami saya pun tidak mengerti, jadi. Ketika dia pergi ke puskesmas tertutup, seharusnya keledai itu tidak langsung pergi ke sana, pasti sudah berjam-jam sebelumnya,” lanjut dr Boyke.
Pentingnya Pendidikan
Boyke menuturkan, ibu hamil menjelang melahirkan biasanya mengalami kontraksi atau mulas sekitar 9-10 jam, jika sedang mengandung anak pertama. Sedangkan pada kasus anak kedua dan ketiga, hal ini biasanya terjadi selama enam jam.
Jika pasien tidak dapat ditangani karena puskesmas tutup, perlu adanya bidan dan dokter terdekat untuk segera membantu proses persalinan. Oleh karena itu, orang tua wajib mengetahui kira-kira puskesmas mana yang dekat dengan rumah bidan dan dokter.
“Jadi kalaupun pasien datang, puskesmas tutup, kami masih bisa membantu. Pertama ada bidan di sebelah rumah saya, kemudian saya juga di rumah saya,” kata dr Boyke.
“Ada bidan desa, kenapa tidak ke bidan desa, selama ini kontrol, dan biaya pasien ditanggung BPJS. Ya edukasi, jadi harus edukasi bahwa sekarang pasien manapun bisa berobat di puskesmas di rumah bidan tanpa harus bayar karena ada BPJS,” pungkasnya.
Simak Video “Alasan Berhenti Mengikuti Fenomena FWB Menurut Dr. Boyke”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/atas)