Jakarta –
Mengikuti Cina dan Jepang, Korea Selatan juga kini dibayangi oleh resesi seks. Depresi seksual dikaitkan dengan penurunan keinginan seseorang untuk berhubungan seks, menikah dan memiliki anak.
Untuk pertama kalinya populasi ‘menyusut’ di Korea Selatan per 2021 dan diprediksi terus menurun, dari 52 juta menjadi 38 juta pada 2070.
Tahun lalu, tingkat kesuburan Korea Selatan bahkan menjadi yang terendah di dunia, yakni 0,81. Pemerintah setempat akhirnya meminta bantuan berupa uang tunai, tunjangan biaya kelahiran, pengobatan, dan pinjaman mudah untuk mengatasi ‘resesi seks’.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Namun, Jung Chang-lyul, seorang profesor kesejahteraan sosial di Universitas Dankook, mengatakan langkah itu sepertinya tidak ada gunanya.
“Sementara masalah angka kelahiran yang rendah mungkin tampak penting di permukaan, masalah sebenarnya adalah tidak ada yang bertanggung jawab,” kata Jung, merujuk pada tingginya biaya membesarkan anak dan harga properti, setidaknya di Seoul, di mana rata-rata apartemen harga naik dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Kisah Orang Korea Selatan Menolak Melahirkan
Salah satunya dialami oleh Choi Jung-hee, pekerja kantoran yang baru saja menikah. Dia tidak berencana untuk memiliki anak.
“Hidup saya dan suami saya adalah yang utama,” katanya.
“Kami ingin hidup bahagia bersama, meskipun orang bilang punya anak bisa membuat kami bahagia, tapi kami juga harus banyak bekerja.”
Tonton Video “Pemohon Visa Korea Harus Melampirkan Hasil Ujian TB”
[Gambas:Video 20detik]