Jakarta –
Pemerintah berencana mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Salah satu caranya adalah dengan mengkonversi kendaraan berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik, terutama pada kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah menyasar masyarakat untuk mengonversi sepeda motor tua menjadi kendaraan listrik. Arifin mengatakan konversi sudah bisa dilakukan di beberapa bengkel konversi bersertifikat resmi.
Harganya, untuk satu sepeda motor, mungkin sekitar puluhan juta rupiah. Arifin mengatakan, paling murah sekitar Rp 15 juta.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Biayanya paling murah, sekitar Rp 15 juta, di bengkel resmi saja ya konversinya,” kata Arifin ditemui di Kawasan Lingkar HI, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).
Meski begitu, Arifin mengatakan pemerintah berupaya agar harga konversi lebih murah. Skema insentif berupa subsidi sedang disiapkan pemerintah agar konversi kendaraan listrik bisa lebih murah.
“Akan ada skema subsidi (conversion cost) kami coba turunkan beberapa persen agar lebih murah,” kata Arifin.
Masyarakat sendiri dapat melakukan konversi kendaraan listrik langsung di beberapa bengkel bersertifikat resmi. Prosesnya cepat, kata Arifin, hanya butuh waktu 2-3 jam untuk mengubah kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik.
Kurangi subsidi BBM
Arifin mengatakan pemerintah bisa mengurangi kompensasi dan subsidi BBM jika konversi kendaraan listrik terjadi secara besar-besaran di masyarakat.
“Jadi kami bertujuan untuk mengganti sepeda motor veteran yang sudah berdinas, kita upgrade yang baru. Negara bisa menghemat kompensasi dan subsidi,” ujar Arifin.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Arifin pernah menyatakan bahwa Indonesia akan terus “membakar uang” triliunan rupiah setiap hari jika tidak mempercepat penggunaan kendaraan listrik.
Dia menjelaskan jika sepeda motor di Indonesia menggunakan 1 liter oli per hari, jumlah itu setara dengan sekitar 1 juta barel oli. Jumlah tersebut berdasarkan perkiraan jumlah BBM kendaraan yang akan mencapai 140 juta unit di Indonesia.
Jadi jika disesuaikan dengan harga minyak saat ini, nominal uang yang dibakar lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp. 1,5 triliun (kurs Rp 15.500) per hari jika masih bergantung pada minyak kendaraan. .
Di tempat yang sama, Ketua Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan pemerintah sedang menyiapkan skema subsidi agar harga kendaraan listrik lebih murah di pasar, khususnya pasar kendaraan roda dua.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) itu mengatakan subsidi akan diberikan untuk biaya pembelian dan konversi kendaraan listrik.
“Rencananya kami akan mensubsidi mereka yang ingin mengonversi atau mereka yang ingin membeli sepeda motor baru. Berapa yang mau dihitung,” kata Moeldoko.
Dikatakannya, saat ini ada dua hal yang dialami pemerintah, yakni besaran subsidi dan mekanisme pemberiannya. Kemungkinan besarnya akan dilihat dari daya listrik kendaraan atau watt.
Selain itu, mekanisme subsidi juga sedang dibahas. Untuk konversi misalnya, pemerintah sedang mengkaji apakah subsidi akan diberikan melalui pemerintah, melalui bengkel konversi, atau langsung kepada pemilik. Begitu pula saat masyarakat ingin membeli kendaraan listrik, saat ini sedang dibahas kapan subsidi akan diberikan.
Simak videonya “Kenapa sepeda motor listrik ‘belum laku’ di Indonesia?”
[Gambas:Video 20detik]
(setengah/zlf)