Jakarta –
Banyak wanita menganggap vagina basah sebagai tanda mendekati aktivitas seksual. Padahal, vagina akan selalu terlumasi secara alami. Akibatnya, meski di luar aktivitas seksual, vagina tetap bisa basah saat beraktivitas sehari-hari.
Cairan ini adalah lendir serviks yang dikeluarkan dari vagina saat aliran darah tinggi. Dikutip dari Health Shots, vagina yang basah menandakan vagina terlumasi dengan baik. Basah dan lembabnya vagina tergantung pada beberapa hal, terutama kadar dan fluktuasi hormon. Namun, produksi cairan yang berlebihan dapat mengindikasikan tanda-tanda infeksi vagina.
4 Penyebab Vagina Basah
1. Perubahan Hormon
Tingkat estrogen yang lebih tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan kebasahan vagina. Hal ini menyebabkan kelenjar Bartholin menghasilkan lebih banyak cairan. Mereka yang sedang menjalani pengobatan hormon atau terapi hormon lainnya mungkin mengalami peningkatan kebasahan vagina.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
2. Cairan vagina harian
Vagina yang normal, sehat dan sedikit lembab. Dikutip dari Medical News Today, rata-rata wanita memproduksi 1-4 mililiter cairan sehari. Dokter kebidanan dan kandungan Jen Gunter juga menyebutkan cairan yang sangat besar dan kental berisi sekitar 1 ml.
Jumlah cairan yang dikeluarkan dapat bervariasi dari hari ke hari. Kelenjar Bartholin dan serviks yang menghasilkan berbagai cairan juga dapat berubah seiring waktu. Saat ovulasi mendekat, wanita akan mengalami lebih banyak kebasahan vagina karena rahim meningkatkan produksi cairan.
Tonton Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Cara Kerjanya Seperti Ini”
[Gambas:Video 20detik]