Jakarta –
bersemangat ‘pulau baru’ muncul di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku setelah wilayah itu diguncang gempa bermagnitudo (M) 7,5. Apakah akan hilang dengan sendirinya atau permanen?
Peneliti Middle Earth di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Supartoyo mengatakan ‘pulau baru’ itu kemungkinan akan tetap ada. Ini mencerminkan kasus serupa yang terjadi saat gempa di Nias, Sumatera Utara.
“Kemungkinan itu masih ada. Kalau ingat gempa di Nias, ada bebatuan karang yang terangkat tapi tidak menjadi pulau, hanya terangkat dan sampai sekarang situasinya seperti itu,” kata Supartoyo kepada detikcom, Rabu (11/11). /1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sayangnya, Supartoyo belum bisa memastikan jenis tanah yang terbentuk pasca gempa. Ia juga belum bisa menyebutkan luas pulau yang baru terbentuk akibat gempa Maluku itu.
Keterbatasan data menjadi alasan utama ketidakpastian. Supartoyo mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera menurunkan tim untuk menganalisa kondisi ‘pulau baru’ tersebut.
“Perlu ada tim yang ke sana lalu ambil sampel, lalu analisis, lalu petakan di sekitar lokasi kemungkinan munculnya pulau kecil ini. Juga tidak mudah karena kondisi di laut ya kondisi di laut, terus daerahnya juga pelosok, istilahnya perjalanan ke sana tidak mudah,” ujarnya.
Sebagai informasi, tumpukan material penyusun pulau itu ditemukan setelah gempa mengguncang Kepulauan Tanimbar dengan magnitudo 7,9. Terletak di Kampung Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara.
Sebelumnya, fenomena munculnya ‘pulau baru’ pascagempa memang pernah terjadi di beberapa daerah lain. Misalnya, Gempa Bumi Ormara Makran bermagnitudo M 8,1 (28 November 1945), Gempa Niikappu Jepang M 8,6 (4 Maret 1952), dan Gempa Gobi Altay Mongolia dengan M 8,3 (4 Desember 1957).
Berikut ini juga terjadi di Pakistan pada Gempa Kandewari dengan M 7.7 pada 26 Januari 2001. Dua lainnya adalah Gempa Andaman dengan M 9.2 (26 Desember 2004) dan Gempa Gwadar Pakistan dengan M7.7 (24 September 2013) .
(bantuan/hns)