liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

OCBC NISP Laporkan Bos Gudang Garam ke Polisi soal Kredit Macet Rp 232 M

OCBC NISP Laporkan Bos Gudang Garam ke Polisi soal Kredit Macet Rp 232 M

Jakarta

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) telah melaporkan direksi, komisaris dan pemegang saham PT Hair Star Indonesia (PT HSI) terkait masalah kredit macet sebesar Rp 232 miliar. Nama Bos Besar PT Gudang Garam Tbk, Susilo Wonowidjojojadilah orang yang terseret ke dalamnya.

Tim Hukum Bank OCBC NISP Hasbi Setiawan membenarkan kebenaran informasi tersebut. Nama konglomerat ini terseret karena posisinya sebagai salah satu pemegang saham pengendali PT Hari Mahardika Utama (PT HMU) yang merupakan induk perusahaan PT HSI. Untuk itu, Bank OCBC NISP juga melaporkan direksi, komisaris dan pemegang saham PT HMU.

“Ya. Direksi, komisaris, dan pemegang saham yang sebelumnya dimiliki PT HSI juga memiliki saham di PT HMU. Sekarang PT HMU adalah pemilik dari Bapak Susilo Wonowidjojo. Beliau adalah salah satu pemegang saham PT HSI di PT HMU,” ujarnya saat dihubungi . detikcom, Kamis (2/2/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Hasbi melanjutkan, pihaknya telah melaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sejak 9 Januari 2023. Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana pemalsuan surat, penipuan, dan pencucian uang.

“Karena HSI sudah pailit dan kami juga belum ada kepastian (pembayaran), kami upayakan melalui jalur hukum pidana. Karena memang ada dugaan terkait penipuan, pemalsuan, dan pencucian uang,” ujar Hasbi.

Hasbi juga menjelaskan, PT HSI sendiri telah memberikan pinjaman kepada Bank OCBC NISP sejak 2016, untuk mengembangkan bisnis rambut palsu. Namun pada 2021, pembayaran macet hingga kebangkrutan diajukan oleh kreditur.

“Sampai saat ini OCBC belum bisa memastikan pembayaran tagihan Rp 232 miliar tersebut. Sampai saat ini masih belum nol. Belum ada satu persen pun yang dikonfirmasi untuk pembayaran OCBC,” lanjutnya.

Hasbi mengatakan, OCBC baru membuat laporan tahun ini karena menghormati proses hukum, dimana HSI baru saja dinyatakan pailit. Tapi sudah 2 tahun, pihak bank masih belum mendapat kepastian. Meski salah satu pemiliknya adalah konglomerat.

“Dan kami juga mengeluarkan dana sebesar itu, lihat saja angkanya. Kalau kredit tidak hanya dilihat dari agunan, dari karakter dan latar belakang debitur,” jelasnya.

Untuk saat ini Bank OCBC telah menerima somasi No.B/590/II/RES. 1.9./2023/ Dittipideksus per tanggal 1 Februari 2023 dari Bareskrim Polri terkait permintaan keterangan dan surat keterangan. Hasbi mengatakan, kunjungan akan dilakukan pekan depan. Diharapkan ke depan Bareskrim Polri bisa menelusuri aliran dana dari PT HSI dan para terlapor.

“Alasannya Bareskrim Polri bertanggung jawab, jika ada aliran dana ke PT lain dan sebagainya. Tentu dengan Rp 232 miliar, tidak mungkin tiba-tiba, dari tahun 2016 sampai 2021 tidak ada saldo. Kita juga harus melacak aliran dana yang sudah masuk ke mana nasabah kita sudah pergi,” kata Hasbi.

Sebagai tambahan informasi, Susilo Wonowidjojo merupakan anak dari Surya Wonowidjojo yang merupakan pendiri PT Gudang Garam Tbk. Sang ayah sebelumnya telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada kakak Susilo, Rachman Halim, hingga 2008.

Kemudian tongkat estafet bergulir ke arah Susilo. Dari situ, ia melanjutkan sebagai Direktur Utama Gudang Garam. Perseroan tercatat memproduksi 91 miliar batang rokok pada 2021.

Kini, Susilo adalah salah satu konglomerat di Indonesia. Menurut Forbes, total kekayaan bersih Susilo dan keluarganya adalah Rp 3,5 miliar atau setara Rp 52,15 triliun (kurs Rp 14.900). Kekayaan ini berasal dari bisnis produksi rokok.

(da/da)