Jakarta –
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan terus berlanjut pascagempa Cianjur. Dedi memberikan tiga pilihan KBM yang bisa dipilih oleh sekolah.
“Online, hybrid (offline dan online), serta pembelajaran secara bergilir (pagi dan sore),” terangnya dalam laman resmi Universitas Jabar yang dikutip Rabu (23/11/2022).
Ia menambahkan, pihaknya menyerahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah untuk membuat kewenangan yang sedapat mungkin memfasilitasi proses belajar mengajar.
Gempa yang melanda Cianjur merusak beberapa gedung sekolah. Diketahui, berdasarkan hasil pantauan Kepala Dinas pendidikan, ada sekitar 26 sekolah yang rusak berat, sedang, dan ringan.
Total dari 26 sekolah tersebut, hampir 138 ruang kelas termasuk ruang guru mengalami kerusakan parah. Sekolah yang paling terdampak berada di kawasan Cugenang dan Cilaku termasuk SMAN 1 Cianjur.
Membangun Tenda di Sekolah untuk Belajar Mengajar
Dedi Supandi memohon sekolah terkena dampak gempa, untuk membersihkan lokasi. Terutama bagi sekolah yang memiliki tingkat kerusakan lebih dari 50 persen.
“Kami akan meminta bantuan mendirikan tenda untuk proses belajar mengajar,” ujarnya.
Tim konsultan juga akan turun ke lapangan untuk meninjau kelayakan gedung sekolah tersebut apakah dapat digunakan untuk proses belajar mengajar atau tidak.
“Kami juga telah menyampaikan kepada Kemendikbud bahwa kami akan segera melakukan perbaikan sarana baik yang bersumber dari DAK pusat, APBD, CSR maupun anggaran tidak terduga,” jelasnya.
Namun, menurut Kadisdik, jika dianggap berbahaya, pihaknya akan memproses kajian dari konsultan agar bisa dibangun kembali.
Membawa Trauma Healing ke Implementasi UAS Ramah Anak
Dedi mengatakan, Dinas Pendidikan Jabar telah menghubungi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memberikan trauma healing kepada siswa korban gempa.
“Kami juga sudah menghubungi DP3AKB termasuk P2TP2A untuk melakukan trauma healing bagi siswa yang terkena dampak gempa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan.
Dia berkata kepada kepala sekolah dan kantor cabang resmi untuk melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan pola ramah anak. Sebab, masih ada siswa yang berada dalam situasi traumatis.
“Sebagai pengingat, awal Desember mahasiswa akan melaksanakan ujian akhir semester,” ujarnya.
Tonton Video “Gempa Cianjur: Lokasi, Penyebab, dan Akibat”
[Gambas:Video 20detik]
(nir/nwk)