Jakarta –
Laju reaksi merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang dipelajari di kelas 11. Menurut Modul Laju Reaksi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) laju reaksi kimia dinyatakan sebagai laju konsentrasi reaktan ( reaktan) menurun per satuan waktu atau meningkatkan konsentrasi produk reaksi (produk) per satuan waktu.
Konsep laju reaksi kimia untuk reaksi: A -> B dapat dirumuskan sebagai berikut:
vA = – ∆[A]/ ∆t atau vB = +∆[B]/ ∆t
di mana:
vA = laju reaksi untuk mereduksi zat A
vB = laju reaksi penambahan zat B
Tanda negatif (-) hanya menunjukkan penurunan konsentrasi dan tanda positif (+) menunjukkan peningkatan konsentrasi.
Kemudian secara umum:
v = ∆C/∆t
di mana:
∆C = perubahan konsentrasi
∆t = perubahan waktu
Faktor Tingkat Respons
Ada empat faktor yang mempengaruhi laju reaksi menurut Modul Kimia Kelas XI KD 3.6 yang juga dikeluarkan oleh Kemendikbud, yaitu:
1. Fokus
Prinsip kerja konsentrasi dapat meningkatkan laju reaksi karena semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak partikel yang bertumbukan, sehingga meningkatkan laju reaksi.
2. Luas Permukaan
Luas permukaan dapat mempengaruhi laju reaksi karena semakin besar luas permukaan maka partikel yang akan bertumbukan semakin banyak, sehingga laju reaksi akan semakin besar.
3. Suhu
Prinsip kerja temperatur dapat meningkatkan laju reaksi adalah dengan meningkatkan energi kinetik partikel pereaksi.
4. Katalis
Prinsip kerja katalis untuk meningkatkan laju reaksi adalah menurunkan energi aktivasi reaksi.
Teori Laju Reaksi
Dalam soal laju reaksi, ada teori yang berkembang di dalamnya yang disebut teori tumbukan.
Masih dari sumber yang sama, teori tumbukan adalah teori yang menyatakan bahwa untuk memulai suatu reaksi, partikel atau reaktan harus saling bertumbukan terlebih dahulu.
Tumbukan antar partikel reaktan yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif, sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif.
Ada dua faktor yang menyebabkan tumbukan efektif yaitu energi kinetik partikel dan arah partikel.
Energi kinetik suatu partikel terjadi ketika ada gaya tolak antara elektron terluar dari setiap partikel. Gaya tolak ini dapat diatasi jika partikel memiliki energi kinetik yang cukup sehingga dapat terjadi tumbukan efektif.
Contoh soal
Berikut adalah contoh soal yang diambil dari buku Chemistry is Fun for Class 2 High School karya Sura Kitti yaitu:
Di dalam ruangan dengan volume 8 liter, 1,2 mol gas NH3 dipanaskan, pada suhu tertentu dan terurai menjadi gas N2 dan gas H2 menurut reaksi: 2NH3(g) à N2(g) + 3H2(g). Setelah reaksi berlangsung selama 5 detik, terdapat 0,6 mol gas hidrogen di dalam ruangan. Nyatakan laju reaksi sebagai:
sebuah. Laju dekomposisi gas NH3
b. laju pembentukan gas N2
Menjawab:
sebuah. laju dekomposisi NH3
Reaksi : 2NH3(g) à N2(g) + 3H2(g)
Awalnya: 1,2 mol – –
Selama 5 detik: 0,4 mol ~ 0,2 mol ~ 0,6 mol
Pada detik ke-5: 0,8 mol ~ 0,2 mol ~ 0,6 mol
Gas NH3 yang direduksi selama 5 detik adalah 0,4 mol
Jadi:
∆CNH3 = 0,4 mol/8 l = 0,05 M
v = ∆C/∆t = 0,05M/5 detik = 0,01 Ms-1
b. Laju pembentukan gas N2
Gas N2 terbentuk selama 5 detik = 0,2 mol
∆CN2 = 0,2 mol/8 l = 0,025 M
v = ∆C/∆t = 0,025M/5 s = 0,005 Ms-1
Nah, itu semua tentang tingkat respons. Semoga informasi ini bermanfaat untuk bahan kajian detikers!
Simak video “Hutama Berkarya Kembangkan Kompos dari Belatung di JTTS”
[Gambas:Video 20detik]
(nw/nw)