Jakarta –
Sebuah fenomena terjadi. Para ilmuwan telah menemukan bahwa beruang kutub bercampur dengan beruang grizzly dan menghasilkan keturunan hibrida.
Perubahan iklim merupakan faktor penyebab yang mendorong dua spesies mamalia besar untuk bereproduksi melalui perkembangbiakan.
Seperti yang Anda ketahui, es laut di Kutub Utara mulai menipis. Jadi, beruang kutub yang lapar mencoba pergi ke selatan dan bertemu dengan beruang grizzly.
Hibrida Beruang Pizzly
Alhasil, kedua beruang tersebut banyak melakukan kontak dan berujung pada perkembangbiakan hibrida, menghasilkan banyak anak hibrida yang disebut pizzly, gabungan dari kata polar bear (kutub) dan grizzly bear.
“Hewan hibrida biasanya tidak cocok dengan lingkungannya dibandingkan induknya,” kata LariSa DeSantis, ahli paleontologi dan dosen Ilmu Biologi dari Vanderbilt University, dikutip dari Live Science, Sabtu (19/11/2022).
Bentuk tengkorak beruang kutub cenderung lebih panjang sehingga memungkinkan hewan tersebut lebih mahir dalam menangkap mangsanya yaitu anjing laut.
Namun, gigi geraham beruang kutub lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang besar. Sebab, beruang kutub memakan banyak lemak. Di sisi lain, beruang grizzly bisa makan apapun yang mereka mau.
Di penangkaran, beruang hibrida cukup subur dan menghasilkan banyak anak.
Penampakan Pertama Beruang Hibrida Liar
Penampakan pertama beruang hibrida liar ditemukan oleh seorang pemburu pada tahun 2006. Awalnya dia mengira itu adalah beruang kutub. Namun jika diperhatikan dengan seksama, warna bulunya terlihat putih krem.
Selain itu, beruang hibrida juga memiliki cakar yang panjang, punggung bungkuk, dan bintik-bintik cokelat seperti beruang grizzly. Tes DNA menegaskan bahwa hewan itu adalah hibrida liar pertama yang ditemukan.
Sejak saat itu, penampakan beruang hibrida semakin meningkat. Faktanya, dalam sebuah studi tahun 2017, 8 beruang hibrida muncul dari perkawinan beruang kutub betina dengan dua beruang grizzly.
Munculnya beruang pizzly bertepatan dengan penurunan spesies beruang kutub. Jumlah mereka diperkirakan akan berkurang lebih dari 30% dalam 30 tahun ke depan.
Tonton Video “Saat Petugas Taman Nasional Turki Menyelamatkan Anak Beruang yang Mabuk”
[Gambas:Video 20detik]
(dua/dua)