Jakarta – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso angkat bicara soal wabah polio (KLB) yang ditetapkan pemerintah setelah menemukan kasus di Pidie, Aceh. Kemunculan virus polio terkait dengan tren cakupan vaksin yang rendah di daerah tersebut.
“Namun setahu kami tidak semua daerah cakupannya rendah, tapi Aceh, Sumbar, makanya harus halal (vaksin),” jelasnya kepada wartawan, Minggu (20/11/2018). 2022).
Untuk itu, menurut Piprim, peran lintas sektor sangat penting, termasuk MUI kepada pemerintah daerah untuk memastikan pentingnya imunisasi. Sambil terus mengingatkan bahaya penyakit atau resiko jika tidak divaksinasi.
Sekarang, kata Dr Piprim, semua provinsi harus ‘waspada’ terkait risiko penyebaran polio. Menengok kembali kasus polio tahun 2005, kasus yang semula dilaporkan di Cidahu, Sukabumi, akhirnya menyebar tidak hanya di satu tempat.
“Saya kira jika satu (kasus) muncul, seluruh daerah harus waspada dan mengingatkan masyarakat kembali,” kata Dr Piprim.
Lebih lanjut, ia mengingatkan para orang tua yang tetap menghindari imunisasi dengan berbagai alasan. Apalagi bagi yang masih khawatir dengan efek samping setelah imunisasi.
“Jadi jangan bingung dengan vaksinnya, tapi jangan bingung dengan penyakitnya. Jangan salah memilih prioritas hidup, saat kita lebih bingung dengan vaksin meski efek sampingnya hanya demam ringan. ,” dia berkata. dikatakan.
“Tapi kalau polio? Lumpuh seumur hidup. Susahnya anak jadi pemain bola kan? Susah jadi atlet, bisa dibayangkan betapa sedihnya anak lumpuh seperti itu? Orang tua tidak terima. terlalu serius. Dengan mencegah anak mereka divaksinasi, dia merusak masa depannya, “panggil dr. Piprim.
Tonton Video “Kemenkes Sebut Indonesia Potensial Kasus Polio”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)