Jakarta –
Pesepakbola Christian Eriksen bermain untuk Denmark di Piala Dunia 2022 di Qatar. Jika melihat catatan performanya dua tahun lalu, Eriksen nyaris kehilangan nyawa akibat serangan jantung yang membuatnya tumbang saat laga Euro 2020.
Stereotipe penyakit jantung biasanya melekat pada orang lanjut usia atau orang dengan gaya hidup tidak sehat. Namun, menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Tangerang Selatan, dr Grace Joselini Corlesa, SpKO, serangan jantung saat olahraga atau serangan jantung merupakan cedera yang harus diwaspadai para atlet.
“Salah satu (cedera) yang paling sering adalah serangan jantung di tengah lapangan,” kata Grace saat ditemui tim detikcom di Penang Bistro, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022). ).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Grace mengatakan, penderita penyakit jantung terbagi dalam dua kategori usia, yakni di atas 35 tahun dan di bawah 35 tahun. Penderita penyakit jantung yang berusia di atas 35 tahun, biasanya disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Sementara itu, penderita penyakit jantung di bawah usia 35 tahun disebabkan oleh cacat lahir atau bawaan.
Seleksi kesehatan atlet bisa dikatakan cukup ketat dengan melakukan tes seperti elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi (USG jantung). Meski begitu, masih banyak yang tidak bisa dilacak sehingga banyak yang ‘merindukan’ dan sebagian harus mati.
“Terkadang ada yang tidak terdeteksi dan kelainannya adalah kelainan jantung bawaan,” kata Grace.
Jika terdeteksi, atlet tersebut dibawa ke dokter spesialis jantung atau kardiologis untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu, pola makan dan jenis olahraga juga dikontrol untuk memprediksi serangan jantung di masa depan.
Tonton video “Awas Penyakit Jantung Pada Anak!”
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/atas)