Jakarta –
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Polio. Penyakit ini menyerang fungsi sistem saraf sehingga penderitanya akan mengalami kelumpuhan dalam beberapa jam bahkan kematian.
Siapapun bisa terkena penyakit ini. Namun umumnya kasus polio banyak ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun, terutama yang belum mendapatkan vaksin polio.
Baru-baru ini, kasus polio di Indonesia kembali ditemukan pada seorang anak berusia tujuh tahun yang tinggal di Pidie, Aceh. Diketahui, anak tersebut awalnya mengalami gejala demam dan tiga hari kemudian tiba-tiba lumpuh. Menyoroti hal tersebut, pemerintah kembali menetapkan Polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penyebab Polio
Virus polio adalah penyebab utama penyakit lumpuh ini. Ini berkembang di usus, kemudian diekskresikan dalam kotoran orang yang terinfeksi.
Kemungkinan virus ini dapat menyebar melalui udara dan mencemari makanan sekitar jika sanitasi di lingkungan tidak baik. Meski jarang, virus polio juga bisa menyebar melalui batuk dan bersin.
Selain itu, ada kondisi yang membuat seseorang lebih rentan terinfeksi virus polio yaitu
Wanita hamil Pengangkatan amandel (tonsilektomi) Cedera olahraga Injeksi intramuskular
Gejala Polio
Kebanyakan penderita polio awalnya tidak mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi karena mereka merasa sehat dan tidak mengalami gejala tertentu. Meski begitu, satu dari empat orang memiliki setidaknya satu kondisi mirip flu. Ini termasuk:
Sakit tenggorokan. Demam. Kelelahan. Mual. Sakit kepala. Sakit perut.
Gejala ini akan berlangsung selama 2-5 hari dan hilang dengan sendirinya. Namun, daya tubuh yang lemah menyebabkan seseorang mengalami gejala yang lebih parah terkait fungsi otak dan sumsum tulang belakang, seperti infeksi selaput otak (meningitis) dan kelumpuhan.
Jenis Polio
Pasien polio tidak selalu mengalami kelumpuhan dalam waktu dekat. Dalam kasus tertentu, anak-anak dengan polio mengalami kelumpuhan saat mereka tumbuh dewasa atau hanya mengalami gejala ringan. Berikut adalah tiga jenis polio menurut ciri-cirinya:
Polio tidak lumpuh
Polio non-paralitik atau abortive poliomyelitis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Jenis ini hanya menyebabkan gejala flu selama beberapa hari. Fitur-fiturnya adalah sebagai berikut:
Sakit tenggorokan. Nyeri otot punggung dan leher. Demam. Pusing dengan kelelahan. Muntah. Otot lengan dan kaki kaku. Meningitis.
Polio lumpuh
Polio paralitik diklasifikasikan sebagai tipe kronis dan fatal. Ini karena virus merusak dan menghancurkan saraf motorik di sumsum tulang belakang, batang otak, dan korteks motorik otak. Fitur dimulai dengan polio non-paralitik, tetapi berkembang menjadi:
Nyeri otot yang parah yang menyebabkan kejang otot. Stimulasi otot berkurang atau tidak bekerja sama sekali. Sulit menggerakkan kaki dan tangan. Otot kaki tidak bekerja normal di satu sisi.
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio terjadi ketika penyintas polio masa kanak-kanak mengalaminya lagi saat dewasa. Jenis ini mempengaruhi hampir 64 persen dari semua pasien polio dan sering terjadi setelah 35 tahun terinfeksi. Berikut fitur-fiturnya:
Kesulitan menelan dan bernapas Penyusutan jaringan otot (atrofi) Nyeri sendi dan otot secara bertahap Gangguan tidur (apnea) Mudah lelah tanpa aktivitas fisik yang berat Peka terhadap suhu dingin Sulit berkonsentrasi Perubahan suasana hati dan mudah depresi.
Pengobatan polio
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan penyakit polio. Namun, kondisi ini dapat diredakan dengan pengobatan jangka panjang yang substansial, seperti terapi fisik, obat pereda nyeri, atau pembedahan.
Pencegahan polio
Cara terbaik untuk menghindari virus polio adalah dengan mendapatkan vaksinasi dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik. Oral Polio Virus Vaccine (OPV) merupakan jenis vaksin yang digunakan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, dokter menganjurkan agar orang tua memberikan vaksinasi polio secara rutin kepada anak saat berusia 8, 12, dan 16 minggu. Sebagai penguat sistem imunisasi tubuh, polio booster dapat diberikan saat anak berusia 3-14 tahun.
Tonton Video “Pemerintah Tingkatkan Imunisasi Massal Pasca Epidemi Polio”
[Gambas:Video 20detik]
(suk/suk)