Jakarta –
Bulan Desember diperingati sebagai bulan HIV-Aids, bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya virus tersebut dan upaya pencegahannya. Seiring dengan beberapa cara penularan HIV yang sering dipertanyakan, apakah sunat bisa mengurangi risiko penularan HIV?
Pakar penyakit dalam, subspesialisasi hematologi-onkologi (Kanker) dari Badan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, di beberapa negara, khitan memang diharapkan sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan HIV. . Dia menyatakan bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena HIV.
Diketahui, Prof Zubairi merupakan sosok yang pertama kali menemukan kasus HIV di Indonesia pada tahun 1980-an.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Banyak penelitian yang membuktikan hal ini, dan itu bukan hal baru. Salah satunya adalah Project Horizons dari Population Council. Mereka menyimpulkan bahwa laki-laki yang tidak disunat berisiko dua kali lipat tertular HIV dibandingkan laki-laki yang disunat,” ujarnya di akun Twitter resminya @ProfesorZubairi , Jumat (2/12/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan, khitan juga dapat mencegah penyakit lain seperti kanker prostat dan kanker serviks pada pasangan (wanita).
“Di beberapa negara, khitan merupakan program utama untuk mencegah penularan HIV. Bahkan, di Amerika, khitan dilakukan pada 80% anak laki-laki. Sunat juga mengurangi risiko infeksi saluran kemih, kanker penis, dan risiko kanker serviks. kanker pada pasangan,” pungkasnya. Prof. Zubair.
Tonton Video “AIDS dan 10 Gejala Umum: Batuk Kering-Demam”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/atas)