Jakarta –
Transisi energi kini menjadi isu penting yang dihadapi Indonesia. Padahal, ini adalah salah satu isu prioritas di KTT G20 2022.
Isu transisi energi menjadi relevan karena dunia menghadapi dampak krisis iklim. Selain itu, Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan jejak karbon sebesar 41 persen pada tahun 2030, dan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam berbagai kesempatan bahkan ikut membahas pentingnya pendidikan dalam menghadapi tantangan krisis iklim.
“Untuk menghadapi tantangan terbesar di dunia saat ini, yaitu perubahan iklim, kita membutuhkan kerja sama ilmuwan, insinyur, aktivis, dan banyak pihak lainnya untuk bekerja sama mencari solusi dengan cepat,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu ( 12/7/2019). 2022).
“Tantangan krisis iklim bersifat multidimensi dan multidisiplin dengan dimensi masa depan, sehingga membutuhkan pemikiran kolektif dan peran aktif, termasuk dari generasi muda dan anak-anak kita,” imbuhnya.
Sejalan dengan himbauan Nadiem, kalangan terdidik mulai dari tingkat SMK, SMK dan perguruan tinggi juga turut andil dalam upaya menghadapi krisis iklim berkelanjutan. Upaya ini diwujudkan dengan menerapkan prinsip ekonomi hijau melalui berbagai inovasi.
Upaya Pendidikan Vokasi Mengutamakan Energi Terbarukan
Pendidikan vokasi juga mendorong transformasi pendidikan tidak hanya dalam hal penyiapan lulusan, tetapi juga kompetensi kreatif dan menghasilkan produk/jasa unggulan yang ramah lingkungan.
Pendidikan kejuruan berfokus pada transformasi kemitraan industri dan satuan pendidikan untuk menyediakan sumber daya manusia yang efisien. Hal ini dikemas melalui 2 kebijakan utama yaitu SMK Center of Excellence dan Vocational Matching Fund.
Di sisi lain, Nadiem juga terus mendorong para praktisi untuk ikut aktif mengajar di sekolah kejuruan dan perguruan tinggi. Ia juga menambahkan Program SMK Center of Excellence pada tahun 2022 dengan upaya pendampingan dana untuk pemberdayaan pembelajaran di SMK melalui teaching factory.
Program SMK Center of Excellence mendapat dukungan dari industri dan mendapat dana kerjasama sebesar Rp 625,49 miliar. Sedangkan di SMK, program dana pendamping vokasi mendapatkan total dana kerjasama sebesar Rp 133,01 miliar, dengan jumlah usulan kerjasama antara industri dan SMK meningkat 4 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dalam program dana pendamping vokasi, Politeknik Negeri Elektronik Surabaya (PENS) menggandeng VKTR dari Grup Bakrie dalam mengembangkan sistem operasi (OS) dan aplikasi bus listrik dengan dana Rp 2 miliar. PENS juga bekerjasama dengan UNS dalam mengembangkan teknologi baterai.
Berkaitan dengan hal tersebut, program pengembangan electric vehicle (EV) di PENS mewadahi mahasiswa agar dapat mengerjakan proyek bersama dosen dalam skema Merdeka Kampus Bebalamkan Bebalan. PENS juga telah melahirkan inovasi motor listrik buatan sendiri, bahkan untuk komponen yang selama ini masih impor.
SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi penerima program SMK Center of Excellence telah mengembangkan mobil listrik tenaga surya ‘Suryawangsa 2 Arjuna 4.0’. Mobil listrik dua penumpang ini membutuhkan waktu hingga 6 bulan pengerjaan yang melibatkan guru dan siswa, serta berkolaborasi dengan Laboratorium Operasi dan Kendali Sistem Tenaga ITS. Inovasi Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 dicoba oleh Presiden Joko Widodo.
Inovasi Elektrifikasi Transportasi
Para pendidik Indonesia pada KTT G20 di Bali November lalu menghadirkan Bus Listrik Merah Putih (BliMP) sebagai kendaraan operasional. BLiMP merupakan inisiatif kerjasama kendaraan listrik antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT Industri Kereta Api (INKA). Inovasi ini dikembangkan bersama beberapa universitas, seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan Universitas Diponegoro dengan memanfaatkan platform kedaireka .
Selain BliMP, sepeda motor listrik Gesits versi 1 karya ITS juga telah diekspor ke Senegal dan sedang menjajaki Australia sebagai target pasar selanjutnya. Sedangkan Gesits versi 2 sedang dalam proses produksi dengan TKDN melebihi 60 persen. ITS juga sedang mengembangkan autonomous EV transporter (electric driverless car) yang saat ini dioperasikan di Kampus ITS. Inovasi ini dihadirkan untuk mendukung aspirasi Jokowi terkait peran kendaraan otonom dalam negeri di IKN.
Selain itu, saat ini berbagai inovasi kendaraan roda empat juga berkembang pesat. Kendaraan roda empat untuk bandara dan angkutan khusus buatan UGM juga telah digunakan di Angkasa Pura I dan II. ITS juga sedang mengembangkan kendaraan prototipe, city car, angkutan pedesaan, bahkan light off-road dan telah diproduksi bersama mitra industri. Politeknik Negeri Jember juga telah memproduksi kereta golf elektrik.
Terkait produksi infrastruktur, UNS dan Pertamina telah memulai pengembangan baterai litium merah putih melalui pabrik mini di Solo. Sementara itu, fasilitas daur ulang dan perbaikan baterai lithium diluncurkan oleh UGM dan Pertamina untuk memurnikan mineral dalam baterai lithium untuk keperluan kelas industri.
Selain perguruan tinggi, inovasi elektrifikasi transportasi juga datang dari tingkat SMK, seperti inovasi sepeda motor listrik oleh SMK Negeri 5 Malang dan sepeda motor trail listrik oleh SMK Malang.
Kampus Energi Terbarukan
Dunia pendidikan juga berperan dalam mengatasi krisis iklim. Salah satu inisiatifnya adalah melalui program kampus bebas energi yang menggunakan panel surya. Saat ini Institut Teknologi Sumatera dapat memenuhi 1MWp (Puncak Mega Watt), Universitas Tanjungpura 1,5 MWp, HKBP Universiti Nommensen Medan 0,8 MWp, Institut Teknologi Malang 0,5 MWp.
Sementara itu, Universitas Negeri Manado sedang membangun fasilitas energi serupa dengan kapasitas 0,4 MWp, diikuti puluhan perguruan tinggi lainnya. Universitas Indonesia juga memperkenalkan UI-Greenmetric untuk mempromosikan standardisasi kampus hijau dan telah diikuti oleh 1.000 universitas di seluruh dunia.
Untuk mendukung hal tersebut, telah dilaksanakan Program Peminatan D4 Energi Terbarukan 1 Tahun di 4 politeknik di bawah Kemendikbud, yaitu Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang dan KEP Akamigas di bawah Kemendikbud. Energi dan Sumber Daya Mineral yang merupakan bagian dari RESD. Ada juga program D4 Rekayasa Energi Terbarukan di Politeknik Negeri Jember.
Dukungan Staf Pendidikan Tinggi untuk Energi Terbarukan
Terkait pengembangan energi panas bumi, universitas juga terlibat aktif mulai dari penemuan, perencanaan, perancangan, hingga pengoperasian. ITB, UGM, UI, UPN Veteran Yogyakarta telah terlibat dalam pengembangan laboratorium lapangan di sektor Pembangkit Energi Panas Bumi.
ITB juga telah memulai pengembangan biofuel melalui minyak sawit yang menghasilkan B30 yang telah digunakan oleh Pertamina. Inovasi ini juga akan dilanjutkan dengan pengembangan menuju B40.
Sedangkan dari inovasi teknologi mikrohidro, perguruan tinggi seperti UGM, ITS, ITB, Unsyiah, UI, Unpad, Unud dan PLN telah bersinergi membangun dan membangun desa di kawasan 3T untuk menyuplai listrik ke desa-desa yang belum terjangkau secara konvensional. infrastruktur listrik.
Politeknik juga menjalin kerjasama dengan industri dalam mengembangkan pembangkit energi angin dan matahari untuk pelosok Politeknik Negeri Malang (Polinema); Pompa air bawah tanah Solar Wind System (SWS) bekerjasama dengan Politeknik Negeri Cilacap bekerjasama dengan PT Pertamina dan Solar House System (SHS); PLTS off-grid, on-grid dan hybrid antara Politeknik Negeri Ujung Pandang dengan PT PLN.
Tonton Video “Jokowi: Transisi Energi Akan Mengubah Pekerjaan Menjadi Orientasi Bisnis”
[Gambas:Video 20detik]
(ego/ego)