Jakarta –
Rumah adalah aset penting untuk dibeli. Membeli rumah yang nyaman adalah impian setiap orang, khususnya para pekerja di Jakarta. Tahun depan, upah minimum regional (UMP) DKI Jakarta naik 5,6% menjadi Rp 4,9 juta. Dengan gaji bulanan sebesar itu, rumah seperti apa yang bisa dibeli para pekerja di Jakarta?
Perencana keuangan Tatadana Consulting, Tejasari Assad menjelaskan, syarat untuk mendapatkan KPR adalah maksimal 30% dari gaji yang diperoleh. Kemudian 30% dari Rp 4,9 juta, sehingga maksimal cicilan yang bisa didapatkan adalah Rp 1,47 juta.
Kalau misalnya rumah yang ingin dibeli seharga Rp 300 juta, dengan uang muka 10%. Kemudian dihitung dengan bunga saat ini untuk hipotek sebesar 6%. Menurut Teja, buruh dengan UMP Rp 4,9 juta masih sulit dihubungi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Jika dihitung, harga rumah tersebut adalah Rp 300 juta, dengan uang muka 10% adalah Rp 30 juta. Harga KPR yang harus dibayar adalah Rp 270 juta. Untuk masa cicilan hanya 15 tahun dengan bunga 6%, karyawan harus mampu mencicil Rp 2,3 juta per bulan.
“Kalau ambil cicilan 20 tahun Rp 1,9 juta/bulan, kalau 30 tahun Rp 1,6 juta/bulan. Artinya tidak akan dapat Rp 300 juta,” jelasnya kepada detikcomSabtu (12/3/2022).
Karyawan dengan gaji Rp 4,9 juta tidak bisa mengambil rumah senilai Rp 300 juta, karena syarat cicilan maksimal 30% dari gaji. Sedangkan 30% dari Rp 4,9 juta hanya Rp 1,47 juta.
Lalu, jika membeli rumah seharga Rp 250 juta. Dalam perhitungannya, masih ada kemungkinan pekerja berpenghasilan Rp 4,9 juta akan membeli rumah dengan harga tersebut. Misalnya Anda ingin membeli rumah seharga Rp 250 juta, dengan uang muka 10% dan bunga KPR 6%. DP yang harus dibayar Rp 25 juta, kemudian KPR Rp 225 juta.
Jangka waktu cicilan yang disarankan adalah 25 tahun, sehingga cicilan yang bisa didapatkan adalah Rp 1,44 juta. Angka itu masih memenuhi syarat KPR maksimal 30% dari gaji.
“Tapi rumah-rumah itu (Rp 250 juta) tidak ada di Jakarta. Di daerah Bogor, Tangerang paling ekstrim. Bisa (beli rumah) tapi karena Rp 250 juta biasanya di pinggiran,” ujarnya. dikatakan.
Menurut Teja, jika ingin melakukan pengembalian uang dengan harga yang lebih tinggi, bisa dilakukan oleh suami istri yang sama-sama memiliki gaji bulanan. Teja juga merekomendasikan untuk membeli rumah bersubsidi yang bunganya rendah dan biasanya uang muka Rp 0.
Sementara itu, perencana keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto mengatakan, untuk membeli rumah dengan gaji Rp 4,9 juta per bulan, tergantung harga rumah dan skema pinjaman.
“Ya maksimal 40% masih bisa karena rumah itu aset yang nilainya naik, jadi 40% masih bisa. Misalnya gaji Rp. 5 juta (Rp 4,9 juta). Kalau 40% berarti cicilannya Rp 2 juta ya, artinya cari rumah dengan cicilan Rp 2 juta per bulan,” jelasnya.
Atau menurutnya, jika Anda menginginkan rumah dengan harga yang Anda inginkan, itu artinya Anda bisa mengatur jangka waktu cicilannya. Jangka waktu cicilan biasanya 20-25 tahun, tergantung lagi dari harga rumah.
(memiliki/fdl)