Jakarta –
Di sebuah desa kecil di pinggiran Tulungagung, terdapat sebatang pohon beringin raksasa tua yang memiliki banyak cerita sejarah yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan, beberapa di antaranya mengandung unsur mistis yang masih dipercaya oleh sebagian warga setempat.
Mulai dari tempat pohon ini tumbuh. Beberapa percaya pohon ini ditanam oleh presiden pertama negara itu saat masih kecil. Cerita yang satu ini masuk akal karena di sinilah ia menghabiskan masa kecilnya. Namun ada juga cerita yang menyebutkan bahwa pohon ini sudah ada sebelum ia lahir.
Selain pohon beringin, kawasan ini dulunya merupakan perkebunan yang ditanami banyak pohon dan tanaman lain untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Namun seiring berjalannya waktu peternakan ini perlahan menghilang karena berbagai sebab.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Salah satunya hancur karena merupakan medan perang pada masa penjajahan. Selain itu, kawasan tersebut juga terkena dampak letusan gunung berapi yang mengakibatkan matinya sebagian besar kebun buah yang tidak dikelola. Meski begitu, pohon beringin ini masih berdiri tegak seolah tak tersentuh.
Suatu ketika pasukan asing menguasai sebagian wilayah, mereka mencoba menebang pohon beringin ini. Namun entah mengapa mereka selalu gagal dalam percobaan ini.
Dari peralatan penebangan pohon yang tiba-tiba menghilang, tentara dikerahkan yang entah bagaimana menabrak ranjau darat mereka sendiri, hingga serangan mendadak oleh tentara pribumi yang berhasil mengusir mereka sesaat sebelum pohon hendak ditebang.
Konon salah satu prajurit asli yang mengusir tentara asing saat itu adalah pahlawan nasional yang wajahnya sekarang kita lihat di dinding ruang kelas sekolah.
Akhirnya ketika daerah itu kembali dikuasai penduduk asli, penduduk setempat menjadikan pohon beringin ini sebagai pohon keramat. Beberapa upacara budaya juga sering dilakukan di bawah pohon ini.
Cerita lain berlanjut di tahun-tahun awal kemerdekaan negara itu. Penduduk setempat pernah menyarankan agar pohon beringin ini menjadi simbol kebanggaan kota. Namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin kota saat itu. Dia pikir tidak ada yang menarik dari pohon itu. Selain itu, kawasan tersebut tidak banyak dikunjungi orang.
Segera pemimpin kota itu jatuh sakit. Hal buruk lainnya juga menimpanya sehingga ia harus mengundurkan diri dari jabatannya. Bahkan beberapa waktu kemudian pemimpin kota itu dibunuh oleh gerakan pemberontak. Ada yang mengatakan bahwa dia dihukum karena kesombongannya atas pohon beringin tua raksasa.
Namun tidak berhenti sampai di situ, ada cerita paling legendaris tentang pohon beringin tua raksasa ini yang masih dipercaya oleh banyak penduduk setempat. Konon kamu bisa membuat permohonan dengan pohon beringin ini. Anda hanya perlu mengguncang akar yang menggantung dan jika sepuluh daun jatuh, itu berarti apa yang Anda inginkan akan terkabul.
Memang sudah banyak yang mencobanya, namun belum ada yang mampu menjatuhkan sepuluh lembar daun.
Terkadang daun tidak berguguran sama sekali seolah mengatakan bahwa keinginanmu tidak layak dikabulkan.
Hingga kini cerita tersebut masih dipercaya oleh warga setempat. Meski banyak juga yang menganggapnya sebagai dongeng belaka. Hingga kini, pohon beringin raksasa tua ini masih dirawat dengan baik oleh warga setempat.
Beberapa upacara adat masih dilakukan di bawah pohon ini. Daun dan akarnya sering digunakan sebagai obat tradisional. Kadang juga menjadi tempat anak kecil bermain dan berteduh. Pada hari libur, kawasan sekitar ramai dikunjungi orang untuk sekedar berolahraga atau bagi yang ingin menikmati sejuknya suasana pinggir kota.
***
“Itu cerita Alisa, kamu percaya?”
“Entahlah, kurasa tidak ada salahnya mencoba mengemis pohon ini.”
“Kamu ingin mencoba mengguncang akarnya?”
“Ya, aku akan mencoba!”
“Satu, dua, tiga… sepuluh daun gugur! Permintaanmu akan dikabulkan Alisa, apa yang kamu inginkan?”
“Kamu akan tahu nanti.”
“Hmmm…Oke. Hai Alisa, bolehkah aku bercerita tentang legenda lain dari pohon ini?”
“Ya, tentu saja.”
“Jika kita mengukir nama kita berdua di pohon ini, maka kita akan bersama selamanya.”
“Apakah itu benar?”
“Kau ingin mencobanya juga?”
“Kurasa itu tidak perlu.”
“Mengapa?”
“Karena aku sudah memohon tentang itu sebelumnya.”
Yogi Gumilar penerjemah, lahir dan tinggal di Tangerang; cerpennya telah diterbitkan dalam antologi bersama ‘Between Prague and New York’ (Tacenda, 2022) dan ‘Alisa and The Reasons Why I Love Her’ (Shivviness, 2022).
Simak Video “Tangisan Roro Fitria Menuju Keputusan Perceraian”
[Gambas:Video 20detik]
(mm/mm)