Jakarta –
Istilah ‘stunted’ kini banyak dibicarakan di media sosial. Pasalnya, influencer Gitasav menanggapi komentar fitnah seorang netizen dengan menudingnya terbelakang karena dianggap lamban berpikir. Memang, apa sebenarnya yang menyebabkan stagnasi? Bisakah itu benar-benar membuat seseorang lambat berpikir?
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh. Orang yang menderita stunting pasti memiliki perawakan pendek, disertai kecerdasan intelektual yang rendah dan kualitas sistem tubuh yang buruk.
Dr Hasto menegaskan, masalah stunting jangan dijadikan bahan lelucon untuk meremehkan orang lain. Selain itu, orang pendek tidak perlu dianggap kerdil.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kependekan belum tentu kerdil. Jadi orang yang tidak pintar belum tentu kerdil. Karena kekerdilan punya cirinya sendiri, kompleksnya sendiri. Jadi secara ilmiah, tidak benar kalau orang kemudian spontan (mengatakan) ‘oh kamu kerdil’, ” kata Dr Hasto pada detikcomSenin (28/11/2022).
Apa yang membuat orang stagnan?
Dr. Hasto menjelaskan penyebab stunting ada tiga. Mulai dari riwayat penyakit hingga kekurangan kebutuhan nutrisi pada masa balita, berikut penjelasannya:
1. Kesehatan Suboptimal
Dalam situasi ini, bayi yang sering sakit pada 1.000 hari pertama setelah lahir, atau di bawah usia dua tahun, berisiko mengalami pertumbuhan yang kurang berhasil.
2. Nutrisi Suboptimal
“Dalam 1.000 hari pertama kehidupan atau kurang dari dua tahun, mungkin sering tidak mendapat cukup protein hewani, cukup makanan. Mungkin ASI tidak cukup termasuk saat hamil, mungkin ibu kurang gizi atau ibu kekurangan gizi. anemia, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu penyebabnya,” jelas dr Hasto.
SELANJUTNYA: Stunting bisa disebabkan karena anak tidak ‘bahagia’. Apa hubungannya dengan itu?
Simak Video “Viral ‘Fetish ID Card’ Diduga Penipuan, Kata Dokter Boyke”
[Gambas:Video 20detik]