Jakarta –
Media sosial diramaikan dengan viral challenge ‘DDD Challenge’ (Destroy Dick December). Melalui tren ini, pria ditantang untuk melakukan masturbasi setiap hari sepanjang bulan Desember. Sebelumnya di bulan November, muncul juga tren NNN (No Nut November) yang menantang pria untuk tidak melakukan masturbasi sama sekali selama sebulan.
Selain itu, masturbasi yang dilakukan terlalu sering sepertinya akan mengurangi sensitivitas penis. Bagaimana penjelasannya?
Dikutip dari Healthline, sebenarnya tidak ada efek masturbasi yang berbahaya bagi kesehatan fisik maupun mental. Namun, pria yang terlalu sering melakukan masturbasi berisiko mengalami penurunan sensitivitas pada area penis, terutama saat berhubungan intim.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Risiko ini juga sebenarnya dipengaruhi oleh teknik yang digunakan saat masturbasi. Penelitian tahun 2022 menunjukkan bahwa terlalu banyak rangsangan pada penis saat masturbasi bisa mengurangi sensasinya. Kondisi ini terkadang disebut sebagai death grip syndrome atau ‘death grip syndrome’. Akibatnya, tak lain pria sulit mencapai orgasme saat berhubungan seksual.
Namun selain itu, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa masturbasi dapat menurunkan risiko kanker prostat. Sebuah studi tahun 2003 menunjukkan bahwa pria yang ejakulasi lebih dari lima kali seminggu di usia 20-an memiliki kemungkinan sepertiga lebih kecil untuk mengembangkan kanker prostat dibandingkan pria yang jarang ejakulasi.
Para peneliti menduga bahwa ejakulasi dapat mencegah akumulasi agen penyebab kanker di kelenjar prostat.
Dilanjutkan dengan hasil penelitian pada tahun 2016, pria yang mengalami ejakulasi 21 kali atau lebih per bulan atau lebih memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat.
Simak Video “Viral ‘Fetish ID Card’ Diduga Penipuan, Kata Dokter Boyke”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)